GURAMIH


Prospek Bisnis Gurame

291600_ikanMasyarakat Indonesia mengenal gurame sudah sangat lama. Dagingnya yang gurih dan lezat sangat digemari oleh masyarakat. Dari segi kesehatan, daging gurame mempunyai kandungan gizi yang memadai. Gurame juga merupakan komoditas ikan yang ditujukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Bahkan di beberapa daerah, gurame menjadi salah satu komuditas unggulan pertanian.

Budidaya gurame memang mempunyai prospek yang menjanjikan baik dalam skala kecil maupun skala besar. Beberapa faktor yang mendukung antara lain :

Harga jualnya lebih tinggi dari jenis ikan tawar lainnya. Selain itu, untuk usaha pembenihan bibit gurame dari berbagai jenis ukuran juga bisa dijual sewaktu-waktu. Harga jualnya tergantung pada ukuran dan usianya.
Permintaan pasar terhadap gurame masih cukup tinggi dan masih belum terpenuhi, karena itu pasar masih terbuka lebar. Permintaan pasar masih belum seimbang dengan jumlah petani gurame yang masih sedikit.
Lahan masih tersedia luas, bisa berupa kolam semen atau pun kolam tanah.
Informasi mengenai teknik budidaya gurame cukup memadai.
Pakan untuk usaha pembenihan atau pembesaran gurame cukup memadai.
=================<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>=========================



ikan guramih atau (Osphronemus gouramy) adalah ikan yang hidup di air tawar dan cara budi daya ikan guramih sangatlah mudah disamping itu banyak peminatnya karena daging ikan guramih sangat gurih dan harganya relatif setabil.

Sistematika :
filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Orde : Perciformes
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)

Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa,

gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak

dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain,

porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap

sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu

10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan

paling banyak diunggulkan.

4. MANFAAT

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

5. PERSYARATAN LOKASI

1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,

tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat

menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat

pematang/dinding kolam.

2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%

untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

3) Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada

ketinggian 50-400 m dpl.

4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam

tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia

beracun, dan minyak/limbah pabrik.

5) Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang

mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan

gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air

yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan

secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.

6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.

7) Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1) Kolam

Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara

lain:

a. Kolam penyimpanan induk

Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan

kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam

tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm

dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.

b. Kolam pemijahan

Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan

kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi

(tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan

adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100

cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur

berupa injuk atau ranting-ranting.

c. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan

Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam

antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama

pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu,

pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

d. Kolam pembesaran

Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan

membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam

pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah

penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.

e. Kolam/tempat pemberokan

Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan

Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:

a. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).

b. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian

bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.

c. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air.

Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan

air.

d. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi.

Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan

tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam

dibuat miring ke arah pintu keluar air.

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

e. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu

masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.

f. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang

disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu,

agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta

menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.

2) Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame

diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu

untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,

baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg),

cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar

kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan

gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan

panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat

menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk

mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur

yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara

terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan

penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),

sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk

menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),

scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),

seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk

segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

6.2. Pembibitan

1) Pemilihan Induk

Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:

a. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.

b. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).

c. Ukuran kepala relatif kecil

d. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.

e. Gerakan normal dan lincah.

f. Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.

g. Berumur antara 2-5 tahun.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah

sebagai berikut:

a. Betina

- Dahi meninjol.

- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.

- Dagu putih kecoklatan.

- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.

- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

b. Jantan

- Dahi menonjol.

- Dasar sirip dada terang keputihan.

- Dagu kuning.

- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.

- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2) Pemeliharaan Induk

Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam

kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan.

Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan

sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa

dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan

takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.

3) Pembenihan

Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam

penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam

kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai

berikut:

a. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan

dasar kolam.

b. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk

kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.

c. Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng

d. Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500

gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air

hingga kedalaman 75 cm.

e. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30

ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari

induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang

kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan

sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan

berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.

4) Pemeliharaan Bibit

Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan

pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam

pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah,

pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan

pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.

Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30

ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan.

Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau

daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata.

Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas

diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100

ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.

6.3. Pemeliharaan Pembesaran

1) Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun

monokultur.

a) Polikultur

Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau

lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame

yang cukup lambat.

b) Monokultur

Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus

berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm)

diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi

2) Pemupukan

Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada

umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan,

dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.

Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada

saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk

tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai

ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.

Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk

buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100

m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap

dasar dan sudut kolam.

3) Pemberian Pakan

Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun

di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan

alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun

pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun,

labu dan dadap.

Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi

dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk

gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali

setahun berturut-turut selama 5 tahun.

4) Pemeliharaan Kolam/Tambak

Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan

pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih

disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Penyakit

Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang

disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit.

Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya

gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat

penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya

adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.

Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk

mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban

gerakannya.

Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri,

virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit

yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:

1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama

di bagian dada, perut dan pangkal sirip.

2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi

pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu

3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.

Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan

dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala

stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan

pinset.

Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya,

dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:

1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak

penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.

b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.

c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60

menit dengan diawasi terus menerus.

d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari

kemudian.

2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan

2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan

tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu

disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.

3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit

mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air

bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai

rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat

ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu

segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya

dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan

3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.

7.2. Hama

Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan

liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan

sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung

pemangsa.

8. PANEN

8.1. Penangkapan

Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya

dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk

diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung

benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang

pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada

saat dipanen.

Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang

diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3

tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat

0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35

cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat

mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air

disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari

cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.

8.2. Pembersihan

Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok

dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya

gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam

pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan

benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu

diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.

9. PASCAPANEN

1) Penanganan ikan hidup

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam

keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke

konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:

a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat

C.

b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.

c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

2) Penanganan ikan segar

Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang

perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:

a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.

b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.

c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak

dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan

daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan

seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi

kotak maksimum 50 cm.

3) Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.

Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan

jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian

ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es

lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian

juga antara ikan dengan penutup kotak.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen

benih adalah sebagai berikut:

1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan

tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong

plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).

2) Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan

penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air

sumur yang telah diaerasi semalam.

3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.

Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan

aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m

atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat

menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5

cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran

benihnya.

4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi

menjadi dua bagian, yaitu:

a. Sistem terbuka

Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak

memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap

keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar

5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.

b. Sistem tertutup

Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu

lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media

pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer

Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang

diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam

kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan

kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan

ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga

(air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik

dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos

yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat

diisi 2 buah kantong plastik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan

adalah sebagai berikut:

1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam

10 liter air bersih).

2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam

setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik

terjadi perlahan-lahan.

3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2

menit.

4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan

benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan

dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat

juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin

sebanyak 4% selama 3-5 menit.

5) Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

10.1.Analisis Usaha Budidaya

Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di

daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1) Biaya produksi

a. Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan Rp. 480.000,-

b. Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-

c. Pakan

- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,- Rp. 420.000,-

- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,- Rp. 75.000,-

d. Obat

- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,- Rp 12.000,-

e. Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-

f. Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-

Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-

2) Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-

3) Keuntungan Rp. 4.510.300,-

4) Parameter kelayakan usaha

B/C Rasio = 1,89

10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.

disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang.

Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi

syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu

sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai

menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang

murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari

ikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.

Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000

tergantung keadaan pada saat itu.

TIPS………

Saya ambil dari Trubus. Konon ini berasal dari petani gurami desa Kemranjen, Purwokerto. Kalau dirasakan produksi telur gurami menurun sampai 50%, bahkan yang seharusnya 1500-2000 ekor per sarang (saya mengalami 75 butir persarang), maka pertanda ikan gurami anda perlu makanan ceplok telor bebek. Pertama, dedak dicampur dengan telur bebek sebanyak 2 butir per sarang. Tapi jangan lupa, dedak sekalipun dicampur putih telor bebek plus kuning telor bebek tidak akan menjadi sekeras adonan semen tembok kraton Yogyakarta, yang konon waktu pembuatannya pakai telor (atau malahan para tukang-bangunannya harus punya dua telor). Uups!

Untuk itu, menurut saya sebaiknya dedak diseduh dengan air mendidih supaya mengental, baru setelah dingin di campur dengan 2 telor bebek.

Lalu, anda cari karung plastik bekas penjual sayur membungkus cabe, jadi yang ada bolong-bolongnya. Bentangkan karung plastik di tengah kolam dengan cara menarik ke empat sisinya dengan 4 buah tonggak bambu. Jadi ketika anda meletakkan adonan tadi, sang ikan akan menyedot ramuannya dari bawah karung plastik. Sedroot, sedroot.

Bau amis telur bebek tadi memang merangsang berahi gurami.

Dan menurut saya dan pengalaman beberapa peternak gurami, saat ikan anda bertelur, jangan diberi pelet terlalu banyak. Pelet dibuat untuk menggemukkan ikan, bukan untuk menyehatkan kandungan. Dan ikan INDUKAN lebih suka kalau anda berikan daun Alocasia macrohiza murah, dan mudah didapat

Teknologi Hapa Tingkatkan SR Benih Gurami 96%

Senyum sumringah menghias wajah Akhmad Munajat, peternak gurami di Singasari, Karanglewas, Banyumas. Keuntungan Rp15-juta dari sebuah kolam pembenihan sudah terbayang di depan mata. Gemerincing rupiah itu hadir berkat teknologi hapa. Teknik baru itu terbukti sukses meningkatkan kelulusan hidup (SR) larva umur 7 hari, hingga 80—95%.

Selama ini kematian larva umur 7 hari hingga 50% menjadi momok bagi Munajat. Musababnya kehadiran predator seperti katak, bibis, dan uncit sulit terelakkan. Perubahan suhu juga menjadi gangguan. Belum lagi ketika hujan, gurami-gurami kecil terbawa arus dan hilang. “Dari 5.000 benih, paling banyak 2.000—2.500 ekor selamat,” ujar kelahiran 11 Agustus 1961 itu. Enggan terus-menerus merugi, pensiunan guru Islamic School itu melakukan terobosan: memakai teknologi hapa di kolam pendederan.
Meski tergolong sederhana, teknologi hapa terbukti efektif. Bahan yang diperlukan cuma hapa atau strimin plastik ukuran lubang 1 mm, tali rafi a, batu, eceng gondok, dan media kultur plankton. Total biaya Rp200.000 untuk hapa ukuran 3 m x 5 m yang menampung 5.000 benih.

Efisiensi lahan
Sistem hapa memberi keuntungan lebih lantaran bahan dan alat bisa digunakan berkali-kali. Umur strimin mencapai 5 tahun. Bila setahun dilakukan 6 kali pendederan, berarti selama 5 tahun hapa bisa dipakai 30 kali. Efisiensi lahan pun dapat dilakukan. Dengan teknologi itu, kolam tak perlu dikeringkan layaknya cara konvensional. Satu kolam berfungsi ganda. Seluruh kolam tetap digenangi air; sebagian untuk pendederan dalam hapa, sebagian lagi dimanfaatkan untuk budidaya ikan lain.
Kelebihan lain, teknologi hapa efektif mengisolasi predator. Katak, uncit, dan bibis bakal kesulitan menembus hapa yang berukuran kecil. Alhasil burayak pun aman di dalamnya sehingga panen seragam. “Jumlah makan tak berkurang karena hewan kompetitor tidak ada,” ungkap ketua Kelompok Tani Mina Mandiri itu. Panen di kolam berlangsung singkat karena cukup mengangkat seluruh hapa. Menurut Dr Triyanto, M.Sc., ketua Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM, teknologi hapa tergolong terobosan baru. Sistem itu meningkatkan produksi karena menekan tingkat mortalitas larva. “Hewan kompetitor bisa dikurangi sehingga tingkat keberhasilan pendederan gurami meningkat,” ujar Triyanto.

Ancaman air
Menurut Munajat, ide memakai hapa itu muncul setelah ia kerap menggunakan strimin sebagai penampung gurami ukuran konsumsi sebelum dijual. “Agar tak sulit menangkapnya saat pengepul datang,” tutur alumnus Universitas Islam Assyafi ah itu. Kemudahan itu pula yang kemudian dicoba saat pendederan. Akhir 2003, sebuah kolam 200 m2 tepinya dipasang hapa berukuran 3 m x 5 m. Agar posisi hapa kuat, setiap sudut hapa diberi tali yang diikatkan dengan pasak di tepi kolam. “Tidak seluruh hapa terendam air, tapi disisakan setinggi 40—50 cm di permukaan air,” ujar ketua Forum Gurami Banyumas itu. Luasan itu dapat menampung 5.000 benih.
Sebelum benih ditebar, masukkan campuran dedak, tepung ikan, dan kotoran hewan ke dalam hapa. Berselang seminggu daphnia, moina, dan fitoplankton lain bakal membanjiri hapa. “Benih akan tumbuh optimal bila lingkungan sekitarnya banyak pakan alami,” ungkap Triyanto.
Setelah benih ditebar, di atas hapa ditanami eceng gondok sebagai penahan air hujan. Selain itu akar Eichornia crassipes itu berguna sebagai sarang dan tempat bergelantungan burayak. “Hanya saja tanaman air jangan sampai melebihi sepertiga hapa,” tutur Munajat. Itu agar sinar matahari tetap masuk dan sirkulasi cahaya lancar. Sebulan berselang, benih ukuran biji oyong siap dituai. Jumlah panen mencapai 4.500— 4.800 ekor. Artinya tingkat keberhasilan sistem hapa mencapai 96%.
Kelemahan hapa, larva mati bila bila lubang strimin tersumbat lumut. Untuk mengurangi risiko itu, bagian tepi hapa mesti dibersihkan dengan sikat atau cukup di-kucek perlahan dengan kedua tangan seminggu sekali. (Hanni Sofia/)

11. DAFTAR PUSTAKA

1) RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987

2) SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999

3) ____________. Kumpulan Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997

No comments:

Post a Comment